Senin, 13 Juni 2016

You are Adult Now, Couch


"Couchsurfing Merapat"



Selamat datang kembali setelah beberapa bulan menyepi di semak kemalasan...

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakannya...


Selama (tanpa "t" lagi) beberapa bulan ini, begitu banyak kisah kasih terjadi. Dari mulai Imlek di kota saya yang tercinta, Pangkalpinang, yang tak semeriah tahun-tahun sebelumnya karena terserang banjir besar sebanyak dua kali, kisah artis yang tak hapal Pancasila sampai dua kali, anak SMA cantik yang suka "tandain" polisi, sampai pemilik warung yang semua makanan jualannya dibungkusin plastik sama Satpol PP (segitu baiknya bapak ibu mau bungkusin :-) ).


Dan kemarin, tepat di tanggal 12 Juni 2016, Couchsurfing Internasional merayakan hari jadinya yang ke-17. Dia telah dewasa, udah bisa punya surat izin mengemudi, bisa pulang larut malam, dan bisa ikutan pemilu... :) 



Oh iya, bagi temen yang belum tau apa itu Couchsurfing, ini adalah situs jejaring sosial yang bisa menghubungkan para pencinta jalan-jalan dengan masyarakat di suatu daerah. Jadi ini adalah suatu komunitas yang anggotanya akan menyediakan tempat sementara secara gratis, atau mendapatkan teman seperjalanan, atau memberikan berbagai macam informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan daerahnya tersebut. Semua dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, sopan, bersahabat, dan tidak memberatkan.

Ini merupakan jejaring yang dapat menyajikan pertukaran budaya, pengalaman dengan masyarakat, dan tentunya dapat memberikan jaringan yang baik bagi anggotanya. Bagi teman-teman yang ingin mengetahui lebih lanjut, bisa segera kunjungi alamat www.couchsurfing.com. Disitu akan dijelasin semua yang menyangkut tentang situs ini, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, sampai semua profil calon teman dari seluruh dunia. 


Dan mumpung nih di bulan puasa yang penuh berkah ini, anggota Couchsurfing Bangka Belitung merayakan sweet seventeen dengan melakukan buka puasa bersama di Panti Sosial Asuhan Anak Baiturrahman Annur Pangkalpinang. Berbagi, walaupun belum bisa banyak, tapi paling tidak diharapkan bisa menjadi momen yang baik bagi semuanya.
"Suatu perjalanan yang panjang akan selalu dimulai dari satu langkah keciL"




Dan di bulan suci ini ada harapan semoga semua anggota Couchsurfing Bangka Belitung bisa semakin solid dan tetap menjadi satu kesatuan. Kita boleh berasal dari beragam latar belakang, dengan kekhasan karakter dan sifat tersendiri, namun justru yang demikianlah yang seharusnya membuat kita menjadi lebih kuat sebagai satu komunitas.

Being nice to someone you don't like doesn't mean you are fake.
It means you are mature enough to tolerate your dislike for them. 

Senin, 01 Februari 2016

DI DALAM SECANGKIR TEH


_INI MAH TEH, BUKAN KOPI_


Dini hari ini terbangun terburu-buru dan langsung bergumam "sudah Februari lagi".
Waktu bergulir cepat sekali dan saya masih belum merasa melakukan sesuatu yang spesial di Januari kemarin.
Sudahlah, tak guna disesali. Justru saya akan menyesali diri jika pagi ini ditinggal pesawat pergi. Mandi, angkut tas, dan cari taxi.

Sampai bandara dan mengurusi segala tetek bengeknya.
Masih ada waktu untuk menikmati pagi sebelum terbang.
Okay, tak ada salahnya memesan secangkir teh, bukan segelas kopi.
Bukan karena takut kopi pagi ini akan diracik dengan sedikit sianida, namun memang kopi bukanlah minum favorit saya sedari dulu.

Sampai sekarang tidak pernah tahu apa beda rasa kopi jenis arabica dengan robusta, apa yang membuat seruputan kopi luwak lebih nikmat dibanding kopi hitam Cap Kingkong yang pernah menjadi primadona di kampung saya, dan bagaimana menikmati kopi dengan elegan dan meyakinkan seperti di film-film.

Yah, pagi ini cukup secangkir teh lemon.
Rasa sedikit pahitnya sedikit mengingatkan saya akan pahitnya hari ini. SENIN.
Senin pagi ini membuat sadar bahwa masih lima hari lagi sebelum menuju sabtu.
Saat dimana saya tidak harus memakai seragam kerja.

"I Hate Monday???"

Saya tidak membencinya. Cuma merasa pahitnya saja.
Saya lebih membenci diri sendiri jika hari ini saya lalui dengan cuma-cuma.
Lebih benci lagi dengan pembuat tagline diatas. Gara-gara dia, hari senin terasa kaku dan tidak mengasikkan seperti jumat, yang punya tagline "Thanks God It's Friday".
Damn you!!!

Fresh...
Menghirup aroma lemonnya menyadarkan saya bahwa dibalik pahitnya teh ini, masih ada sesuatu yang terasa segar dan membuat bahagia.
Layaknya hidup yang saya atau kalian jalani, kadang pahit banyak terasa, namun tak sedikit pula manis dijumpa.
Kita bisa lebih menghargai manisnya sesuatu justru ketika kita pernah mengecap pahit sebelumnya.



Hanya rasa syukur yang bisa membuat kita bisa menerima semuanya.
Bersyukur masih bisa bertemu dengan Februari ini.
Bersyukur masih bisa meminum secangkir teh sembari mengamati lalu lalang calon penumpang.
Dan bersyukur panggilan menaiki pesawat sudah dimulai...


_"Bersyukurlah dalam hidup, maka kau akan merasa bahagia selamanya"_






Selasa, 26 Januari 2016

JANUARI MENGGELEGAR


Bom : Ini Sarinah, bukan Suriah


Tahun 2015 telah usai dan tahun 2016 datang dengan semangat baru dan harapan baru. 
Begitu doa yang sering digumamkan ketika tahun baru menjelang. 
Kalimat yang klise namun sebenarnya memang itu yang diharapkan manusia sebagai penjelajah waktu.

Dan saat ini, bulan Januari 2016 pun sudah hampir meninggalkan kita. 
Waktu sudah berjalan begitu cepat tanpa menghiraukan sekelilingnya.
Dan apa yang sudah kita lakukan selama Januari ini?

Apakah resolusi yang dibuat di akhir tahun 2015 dan awal 2016 sudah terpenuhi?
Apakah resolusi itu tetap berjalan sebagaimana yang diharapkan?
Atau mungkin sudah menguap ibarat air yang dipanaskan? Menggelegak matang, kemudian sedikit demi sedikit hilang menjadi sekedar uap.

Di bulan ini, negara kita tercinta dikejutkan dengan peristiwa mengagetkan yang bikin jantung goyang-goyang.
Kamis, 14 Januari 2016, Jakarta diguncang bom. Kawasan Sarinah yang memang selalu ramai, menjadi spotlight karena bom teroris dan aksi penembakan mirip film Hollywood antara pelaku dengan para polisi pemberani kita.

Pelaku disinyalir adalah kelompok ISIS. Suatu kelompok yang menurut saya labil. Mengaku ingin mendirikan negara Islam semacam Khilafah, namun tindak laku kelompoknya jauh banget dari nilai Islam. Bermimpi mendirikan rumah tangga yang baik, tapi ketika bangun malah pipis sembarangan dan bikin bau sekitar. Gak nyambung....

Namun yang lucu adalah reaksi sebagian masyarakat Indonesia menyikapi masalah ini. 
Di awal serangan, semua memang bilang Pray For Jakarta, Jakarta Berduka, dan sebagainya. Hastag tersebut bertahan sekian jam, yang kemudian ramai-ramai "diralat"'
Semua ingin berganti menjadi semangat #Kami Tidak Takut. Yah, kami memang tidak takut. Jangan biarkan ketakutan membuat kelompok teroris bermata satu itu merasa menang karena mereka memang hanya ingin menyebarkan teror, bukan kasih sayang. Ini bulan Januari, bukan Februari -bulan kasih sayang-.

Mereka ibarat mantan yang gak rela kita lepasin, yang kemudian ngancem nyebarin foto-foto kita yang lagi shirtless, atau pas cuma pake celana dalem saat mandi di sungai belakang rumah. Bikin kita deg-degan tapi tetep ingin kita lawan dan putusin.

Foto Bapak Tukang Sate dan Bapak Penjual Kacang Rebus dijadiin semangat dan lelucon indah.
Bahwa Indonesia gak peduli sama teroris yang mabok kebanyakan nonton film laga.
Bahwa masyarakatnya lebih peduli bagaimana mencari nafkah buat keluarga daripada meratapi nasib karena dor-doran mereka.

Sekian jam selanjutnya kisah heroik polisi kita menjadi viral. Foto polisi ganteng dengan outfit merek ternama membuat para wanita kita seperti menemukan dewa penyelamat. Semua ramai mencari identitas polisi tersebut dan ingin mengenalnya lebih jauh.
Saya yakin kalo polisi itu punya akun sosial media, pasti sekarang ini pengikutnya bisa sampe ribuan. Lahan basah buat di-endorse... Mampir kesini ya kakak...

Dan setelah belasan jam, muncul pernyataan-pernyataan sumbang, diantaranya bilang bom yang memakan korban jiwa ini sebenarnya adalah setting-an. Untuk mengalihkan isu soal Freeport, kasus Papa Minta Saham, dan sebagainya.
Banyak yang heran kenapa polisi kita bisa sebegitu cepatnya datang untuk merespon teroris kesurupan ini. Nahhh loooo...

Saya cukup heran kalo ada yang bilang soal ini. Ntar kalau polisi kita lama respon, dibilang lelet banget, tidak cepat tanggap, cuma makan gaji buta, dan sebagainya. Serba salah...
Emangnya situ mau polisinya mandi dulu, abis itu ngopi santai, lalu jemputin anak sekolah, baru kemudian datang rame-rame ke Sarinah buat nembak mati penjahatnya. Oh, sounds familiar...

Beneran setting-an atau tidak, kita harus angkat topi dengan kinerja polisi kita.
Kita harus menghargai perasaan keluarga para korban, mendoakan korban dengan doa yang baik, dan menjadikan peristiwa ini sebagai pemersatu kita sebagai warga negara Indonesia.

Kita harus menunjukkan kepada siapapun itu bahwa KITA MEMANG TIDAK TAKUT!!!




Senin, 10 November 2014

HAPPY BIRTHDAY



PESTA YANG SEMPAT TERTUNDA





Bulan favorit saya, Si Oktober sudah menyisakan berbagai peristiwa penting di negeri ini dan menimbulkan beberapa kegemparan di dunia nyata maupun maya. Ada penobatan Bapak Jokowi – Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, pengangkatan wanita lulusan SMP sebagai Menteri, blognya anak Presiden yang langsung heboh, Kota Bekasi yang di-bully di twitterland, sampe aksi maju mundurnya Tante Syahrini. Namun dari semua itu, tentunya yang paling penting adalah ulang tahun saya yang memang jatuh di bulan Oktober.



Dan di awal November ini perayaan ulang tahun manusia-manusia keren berbintang Libra, yang juga anggota Couchsurfing dilaksanakan. Ulang Tahun boleh September-Oktober, tapi pestanya November. Saya sih berharap dilanjutin makannya Desember, terus eek-nya Januari. Biar anti-mainstream gitu lah.

Tercatat ada 7 orang Couchsurfer Bangka dan 1 orang Couchsurfer Pontianak yang kebagian jatah sebagai Libra dan dirayakan pada tahun ini.


Jika pernah ada nikah massal, maka sekarang ulang tahun massal. Dan the best part-nya adalah surprise cakes by chef @eliscasutanto. Bener-bener terkejut karena gak siap buat nyiapin diri “dipaksa” foto barengan kue-kue manis itu. Saya selalu salut sama orang yang punya estetika yang baik di dalam melakukan pekerjaannya. Dan wanita satu ini bener-bener total dalam melakukan pekerjaannya. Bagi yang penasaran melihat hasil imajinasinya, bisa kunjungi akun Facebook : Elisca Sutanto atau di Instagram-nya.



Perayaan pun berlanjut keesokan harinya. Kita langsung nge-bolang menuju selatan Pulau Bangka. Disana kita dijamu oleh seorang dokter yang lagi nyaru jadi bidan. Saya sih manggilnya dokter cabul. Dia sendiri sih ngakunya dukun beranak. Yah, biasalah… Pria ini mungkin lagi krisis paruh baya. Jadi susah nentuin siapa dia sebenarnya.



Heboh??? Itu mutlak. Dari yang mulai salah pesen makanan gegara coretan tangan yang males, ada yang gak tahan panas namun ngotot tetep mau ke pantai,  foto-foto ala anak alay kehabisan batere, sampe mundur-mundur cantiknya Mami Syahrini, gak pakai highheels tapi pake ban mobil.



Kalau lagi seperti ini, kita bisa merasakan betapa penting persahabatan itu. Karena sebenarnya di dalam persahabatan itu sebenarnya terkandung nilai bagaimana bisa menerima kekurangan orang lain dan mampu meredam keegoan pribadi masing-masing demi menjaga perasaan orang lain.



Semoga kita  bisa menjadi pribadi yang selalu bisa mendapatkan sahabat di manapun berada dan menjadi orang yang selalu dirindui oleh para sahabat kita.




HAPPY BIRTHDAY LIBRA

“timbangan kita boleh satu, tapi cinta kita tak terhitung jumlahnya buat semuanya”

BACK To My Blog



Bicara Mudah, Disiplin itu yang Susah


Akhirnya saya kembali menemukan blog ini yang telah ditelantarkan sekian lama akibat kemalasan dan ketidakpedulian yang sulit dimaafkan.



Sebenarnya niat untuk kembali mengurusi blog yang isinya baru segelintir ini dikarenakan melihat kegigihan beberapa orang yang masih bisa menyempatkan waktu mereka yang padat merayap namun masih mampu untuk menumpahkan isi pikiran dan pengalamannya ke dalam blog pribadi masing-masing. Sebut saja Mbak Trinity yang telah keliling dunia selama bumi mengelilingi matahari dalam satu kali putaran, Mas Alit Susanto yang sering membuat galau kaum tuna asmara dan jualan iklannya yang pas ramuannya, Bang Raditya Dika dengan segala macam kambing dan hewan masa purbanya, atau teman saya Si Aceh Hitam Manis dengan blog Cilet-Cilet-nya. Mereka semua masih mempunyai waktu untuk mengisi halaman blognya, memberi inspirasi dan informasi bagi semua orang dengan caranya sendiri-sendiri.



Dan mengapa saya tidak bisa sedisiplin mereka???



Terkadang saya berpikir bahwa sifat dan kebiasaan jelek yang jarang selesai melakukan suatu hal sampai benar-benar selesai sudah terlampau akut. Apakah ini keturunan atau sebuah berkah, saya tidak pernah mau ambil pusing. Yang pasti ketika rasa malas itu mengajak saya untuk menemaninya, maka saya hanya berteman dengan makanan atau cuma sekedar berbaring di kamar sembari menatap televisi. Setelahnya,,,,, tidurrrr.....



Menulis memang menjadi salah satu hasrat saya sejak zaman SMU. Banyak mading dan koran yang sering menunggu tulisan saya. Dan ituuu duluuu….,

Kebiasaan menulis ini berbanding lurus dengan hobi membaca. Namun tidak seperti membaca, keinginan menulis ini memang dirasa lebih berat untuk diwujudkan. Menumpahkan apa yang kita pikirkan, apa yang kita rasakan, apa yang kita alami, dan apa yang kita inginkan tidak semudah apa yang kita bicarakan ke orang lain. Dan itu menjadi tantangan berat untuk model manusia seperti saya.



Belajar dari contoh dan masalah akut tersebut, sekarang saya bertanya kepada diri sendiri bahwa sampai kapan saya akan berubah untuk menjadi manusia yang mengikuti hasratnya dan menikmatinya sebagai salah satu karunia yang diberikan Sang Pencipta? Jika travelling ke berbagai tempat sebagai salah satu hasrat terbesar saya sudah diwujudkan sedikit demi sedikit, mengapa juga menulis harus saya tinggalkan dengan sia-sia?



Blog ini memang begitu sederhana dengan tampilan yang seadanya. Jujur saya tidak mahir menjadikan blog ini seindah Taj Mahal atau Raja Ampat. Namun paling tidak ini bisa menjadi salah satu sarana untuk menyalurkan apa yang menjadi keinginan saya dan syukur-syukur dapat memberikan info ataupun sekedar bacaan ringan buat orang lain.



Semoga keinginan ini tetap kuat dan bisa meningkatkan kedisiplinan diri. Tak masalah bagaimana nanti hancur leburnya susunan kata di blog ini -harap dimaklumi-, namun bagi saya, untuk sementara ini, ketika setiap apa yang saya pikirkan dapat terangkai menjadi kata dan kalimat maka itu sudah cukup. Saya belum bisa sejago Andrea Hiratta atau Agustinus Wibowo dalam bercerita. Tapi selalu berharap bisa seperti mereka secepatnya. 

Saya mengucapkan “Selamat Datang Kembali” kepada diri sendiri.
Dan mengucapkan “Selamat Menikmati” bagi mereka yang mungkin “tersesat” atau “telah disesati” untuk membaca apa yang ada di blog ini.... :-)

Rabu, 22 Juni 2011

BIG BROTHER Indonesia : ...LUTHFIE... Katanya Nyaru' Jadi Orang Kaya

DAN KAMU SAYA DISKUALIFIKASIKAN




Sebagai salah satu saluran televisi favorit saya, Trans TV kembali menyajikan reality show yang sudah kadung terkenal di berbagai belahan dunia, “BIG BROTHER”. Hampir setiap hari saya duduk di depan TV untuk melihat, mendengar, dan pura-pura merasakan apa yang terjadi di dalam Rumah Big Brother Indonesia setiap waktu.

Di dalam rumah BigBro (sebutan gaul buat Si Big Brother) tersebut, 15 penghuni (disebut Housemates) disampirkan dari dunia luar dan harus berinteraksi sesama mereka dengan segala macam kelebihan dan kekurangan karakter para housemates itu sendiri.
Dan hampir tiap minggu, satu orang housemate yang mendapatkan voting SMS terbanyak akan dideportasi untuk keluar dari Rumah BigBro, sekaligus menutup kemungkinan untuk mendapatkan hadiah bernilai milyaran rupiah.

Dan dari 15 Housemates tersebut, ada beberapa yang sudah dideportasi (sampai artikel di blog ini dibuat). Untungnya beberapa Housemates yang sering menjadi pemicu “gairah surga dan neraka” di dalam rumah ini masih tetap tinggal dan bersaing untuk menjadi pemenang, sehingga membuat acara ini tetap terasa enak untuk ditunggu dan dinikmati setiap malam. Sampai sosok penghuni yang bernama LUTHFIE bikin geger reality show ini. Dia DIDISKUALIFIKASIKAN, bukan DIDEPORTASI.

Yaaaaa, LUTHFIE SIAHAAN... Seorang manusia kurus kecil yang awalnya mengaku bermarga Siahaan dan anak orang kaya, seorang dokter bedah lulusan Universitas Airlangga dan Universitas Sumatera Utara, Alumni Kelas Akselerasi SMA 1 Medan, putra dari ayah bernama Wilianson Siahaan yang bekerja sebagai Kepala Keuangan Daerah Sumatera Utara, serta ibunya yang bernama Merry Christina Manulang yang berprofesi sebagai Dokter Kepala Bagian Internist di salah satu Rumah Sakit di Medan. Tidak tanggung-tanggung, tabungannya banyakkkkk buangetttt.

Tapi kenyataannya, setelah ditelusuri oleh pihak televisi dari berbagai sumber, nama asli Luthfie adalah Boris Erwin Putra Simbolon, ayahnya seorang anggota koperasi biasa, ibu berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang menjaga warung kecil, pendidikan sebenarnya belum diketahui pasti, dan pekerjaan sebenarnya pun tidak ada yang tahu.

Selama di rumah BigBro, dia memproklamirkan diri sebagai anak orang kaya yang gak bisa hidup susah, materi adalah urusan kesekian, dan datang dari kalangan berpendidikan tinggi. Setiap bangun tidurpun, dia mengaku selalu tersedia segelas susu di samping tempat tidurnya. Betapa indah dan nyaman hidupnya, lagi-lagi menurut versinya sendiri.

Namun rupanya pepatah “Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga” terasa pas disematin di kulit wajah Luthfie yang saya rasa pasti tebel banget, kalau informasi yang didapatkan itu bener-bener valid.


Luthfie dilaporkan oleh banyak korban telah melakukan tindak pidana penipuan pada beberapa orang kenalannya, dan telah terbukti melakukan kebohongan publik di depan BigBro dan para pemirsa televisi.
Dia dilaporkan memalsukan identitas diri, menipu korban dengan nominal uang dari ratusan ribu sampai belasan juta rupiah, membawa lari motor, dan handphone. Selama ini dia dicari pihak kepolisian yang telah kehilangan jejaknya. Namun karena "kebodohan" Luthfie sendiri, jejaknya diketahui lagi karena mengikuti Acara BigBrother Indonesia.
Tingkahnya yang sering bikin rusuh dan heboh Rumah BigBro benar-benar menarik perhatian masyarakat.

Dan pada siaran langsung pada Sabtu, 18 Juni 2011, semua identitas Luthfie dikuak di depan para Housemates, dan dia Didiskualifikasikan dari BigBrother Indonesia karena dinyatakan memalsukan identitas di dalam Rumah BigBro dan juga berstatus sebagai DPO Kepolisian. Luthfie langsung digelandang oleh 4 orang satpam keluar rumah, dan langsung disambut sebuah mobil polisi untuk segera dibawa ke Polres Mampang Prapatan Jakarta.
Dia harus menanggung malu karena penangkapan dan kisah gelapnya harus disaksikan jutaan mata manusia di Indonesia.


Semua terhenyak, termasuk saya. Dan keterkejutan saya berbanding lurus dengan ketakutan saya akan tidak menariknya lagi acara ini karena mau tidak mau, sosok Luthfie merupakan salah satu sosok dominan dalam irama kehidupan di rumah Big Bro, bersama-sama Derek, Alan, dan Jane.
Dia sering berkonfrontasi dengan para Housemates demi opini dan aksinya, dan hal ini membuat acara BigBrother Indonesia terkesan dinamis dan mengalir.


Namun  apapun itu, saya pribadi bersyukur karena siapa Luthfie sebenarnya (sekali lagi kalau memang benar) dapat diketahui oleh para pemirsa televisi karena ini bisa menjadi pembelajaran buat kita semua. Bahwa P****U DILARANG IKUT REALITY SHOW. That’s it!!!

Jumat, 17 Juni 2011

Manohara Odelia "Penyot"

 SANG BURUNG MERAK DI DALAM KANDANG "BUAYA"





Ini salah satu catatan saya yang pernah saya buatkan di salah satu grup... dan saya kumpulin disini demi tertib administrasi.
Yaaahhh.. daripada ngelantur gak jelas...




.............................................


 

Sudah berulang kali kita mendengar masalah Manohara Odelia Pinot hilir mudik menyapa kedua telinga kita.
Mulai dari dugaan dia disilet-silet, disiksa, kelainan seks suaminya, ibunya yang ditinggalin merana di Jeddah tapi kebagian apartemen 10 Milliar, sampe urusan pembantu kerajaan Kelantan (asli WNI) yang kedapetan jatah jadi juru bicara kerajaan... Gak tahu mana yang bener...


Si Ibunda bilang anaknya kesiksa lahir batin di Kelantan. Bak burung merak yang dikurung di sangkar emas.

Si Pembantu bilang Cik Puan-nya sehat selalu di istana. Tidak kurang satu apapun.
Si anggota DPR RI bilang pemerintah Indonesia mesti cepat tanggap atas masalah ini karena menyangkut hak warga negara Indonesia dan jati diri bangsa.
Si Olga bilang... hancur hancur hatiku.... Si Jupe bilang... gua mau cerai ma Perez... bulan Juli mo ke Perancis gituh... dan Si Jusuf Kalla bilang... semua yang dilakukannya semata-mata demi harga diri partai.... (nah..lo...)

Apapun yang terjadi sebenarnya, terlepas apakah Ibunda Manohara yang benar atau Kerajaan Kelantan Malaysia yang benar, memang sudah sewajarnya jika Pemerintah RI turut andil dalam masalah ini karena ini menyangkut kehidupan warga negaranya di luar negeri. 

Sudah sebaiknya kita mengaca kepada negara-negara lain yang rela mati-matian membela nasib warga negaranya yang berada di luar negeri.
Contoh kasus : Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo rela tidak mengirimkan pasukan militernya ke Irak hanya karena menyelamatkan nasib seorang warga Filipina yang hanya berprofesi sebagai supir taksi.... .

Okeh... Pemerintah Republik Indonesia... Kita tunggu permainan cantik anda untuk menghadapi Pemerintah Malaysia yang udah saban kali bikin gerah baju rakyat Indonesia... Diplomasi Tingkat Tingginya ditunggu yah.... .



..................


Kabar terbaru : sang artis dadakan ini kalah dalam Pengadilan Tinggi Syariah Malaysia dan disuruh pulang serta harus membayar denda miliaran rupiah kepada suaminya yang mungkin mirip Dr. Hannibal Lecter (based on her story)....

Tapi dia ogaaahhhh ngebayar............